Sayang Tak Sampai
Rusyda
Faza Wulaningrum
“Ziza suka foto mu yang
sama Manda” Ujar Ziza
“Iya, kamu udah
ngetweet itu yang di cc ke aku Za” Kata
Joseph
“Hehehe, iya ya. Kirain
kamu marah Seph gara-gara aku ngetweet gitu”
“Enggaklah, ngapain”
Ziza dan Joseph duduk
dibangku yang terdapat dibawah pohon jambu biji. Di depan koridor kelas XI
terdapat 4 pohon jambu biji. Salah satu nya terdapat di kelas XI IPA 1,
kelasnya Joseph. Joseph adalah teman sekelas Ziza saat masih duduk di bangku
kelas X. Ziza sangat merasa nyaman saat berada di dekat Ziza. Walaupun Ziza
sangat sakit mendapati Joseph yang sudah jadian dengan Amanda, teman sekelasnya
juga dulu.
“Kamu dong, buru-buru
cari pacar” Kata Joseph
“Apaan sih.
Mentang-mentang motor baru, kamu juga pacar baru. Wuuu”
“Hehehehe, nggak papa
lah. Aku udah cukup lama jomblo loh”
“Ziza juga pengen
jomblo lama kok yeee” Ucapku lalu menjulurkan lidah ku
“Pengen jomblo lama atau
belum move on Za?” Goda Joseph
“Joseph! Apa-apaan sih”
Ziza memukul-mukul bahu Joseph
“Hahaha, iya kan Za?
Iya kan Za?” Joseph sambil tertawa terbahak bahak
Ziza pun lalu cemberut
dengan memoyongkan bibirnya
“Ih, jeleknya kalo lagi
cemberut. Jeleknya ih” Goda Joseph lagi
“Auk yaa, Joseph
nyebelin” Ziza pun pergi meninggalkan Joseph
“Cie, ngambek cie”
Teriak Joseph menyertai langkah cepat Ziza
Ziza duduk di kelasnya
karena masih kesal dengan perkataan Joseph.
“Kamu alasan ku kenapa
aku belum pacaran lagi. Dan kamu alasanku untuk move on dari sakit hatiku” Kata
Ziza dalam hati
Joseph masih duduk
dibangku bawah jambu. Melihat lekat-lekat pohon jambu biji yang sedang meneduhi
nya dari panasnya sinar matahari di siang ini.
“Andai kamu tahu Za.
Seandainya aku diberikan rasa sayang ini sebelum aku nembak Manda. Aku nggak
akan nembak Manda. Seandainya aku lebih dapat sabar nunggu kamu move on” Kata
Joseph dalam hati
“Woy bro. Mana nih
pajak jadian sama Manda? Nggak inget temen nih ceritanya” Kata Christ yang
menepuk bahu Joseph lalu duduk disamping Joseph
“Apaan sih, nggak ada
pajak-pajakkan aku aja belum dapet npwp mau bayar pajak” Kata Joseph
“Hahaha.. Nggak nyangka
bisa jadian juga kamu sama Manda. Dulu aja pas kelas X, nutup-nutupin
hubunganmu rapet-rapet sama temen-temen X7 tentang hubunganmu sama Manda.
Bilangnya nggak ada apa-apa gitu” Kata Christ di sisa tawanya
“Iya ya. Dulu pada kepo
banget tentang hubungan ku sama Manda” Kata Joseph
Siang ini Joseph sedang
menuggu Manda di depan kelasnya lebih tepat bangku dibawah pohon jambu
“Manda belum keluar
kelas Seph?” Tanya Ziza berada di belakang Joseph
Joseph menengok ke
belakang
“Udah nggak ngembek?”
Goda Joseph
“Tuh kan, mulai lagi
deh kamu Seph. Nungguin Manda Seph?”
Tanya Ziza lalu duduk di sebelah Joseph
“Iya Za, kita mau makan
siang bareng. Mau ikut?”
“Hahaha.. Kamu ngajak
Ziza? Yang ada jadi obat nyamuk Ziza disana” Kata Ziza
“Enggak Za, aku ngajak
kamu biar sekalian kamu jadi tukang cuci piring disana” Kata Joseph lalu
tertawa terbahak-bahak
“Tuh kaaannn… Baru aja
Ziza maafin kamu yang tadi. Sekarang dibuat ngambek lagi Ziza nya”
“Ih ngambek
ngomong-ngomong ih”
“Biarin week”
Manda pun berjalan dari
samping Joseph ke depan Joseph
“Ayo jadi nggak Seph?”
Tanya Manda
“Ayo Mand, udah
kutunggu daritadi”
“Ziza nggak diajak nih
kak?” Tanya Ziza ke Manda
“Nggak, kamu jagain aja
pohon jambu ini” Kata Manda sambil tertawa cekikikan
“Ah, kak Manda jahat
ah”Ziza pun cemberut lagi
“Hahaha.. Yaudah kita
jalan dulu ya Za” Pamit Manda, lalu berjalan meninggalkan Ziza
“Iya kak. Hati-hati,
kalian longlast yaa” Kata Ziza sambil melambaikan tangan
Manda pun menengok
sambil tersenyum dan menganggukkan kepala.
Ziza memanggil Manda
dengan sebutan kak. Karena Manda dianggap paling dewasa untuknya.
“Iya, kalian longlast ya” Ujar Ziza dalam hati
.Ziza memang menyukai
bahkan sangat menyukai Joseph. Menurut nya, Joseph ada betadine bagi luka di
hatinya. Kalau Ziza lagi sedih Joseph lah orang pertama yang menanyakan “Ziza
kenapa sedih?” dan Josephlah yang selalu menghibur Ziza saat Ziza sedang sedih.
“Sayang, ada yang
mencari kamu” Panggilan ibu membuyarkan lamunan Ziza saat belajar
“Ah, iya ibu. Ziza turun
sekarang” Jawab Ziza
Ziza turun kebawah
memenuhi panggilan ibu
“Siapa bu, yang nyari
aku?” Tanya Ziza saat diruang keluarga dan ibu sedang menonto tv
“Nggak tau nak, ibu
belum pernah bertemu sebelumnya”
Ziza mengernyitkan
dahi. Setau Ziza ibu mengetahui semua teman-temannya tak terkecuali Joseph dan
Manda. Ziza pun ke ruang tamu. Dilihatnya cowok duduk diruang tamunya bertubuh kurus dan berpenampilan maskulin.
“Zaki?” Tanya Ziza
Zaki lalu berdiri
“Hey Za,” Sapa Zaki
Ziza lalu duduk di
salah satu kursi di ruang tamu. Dia heran, ada apa Zaki malam-malam begini
berada dirumahnya.
“Ada apa Zak?
Malam-malam gini kok kamu kerumah Ziza ?” Tanya Ziza polos
“Cuma pengen main aja.
Aneh kan? Bukan malem minggu tapi main kerumah cewek. Hehehhe” Ujarnya
“Hehehe iya aneh Zak”
Ziza tertawa garing
“Za, boleh aku ngomong
sesuatu?” Tanya Zaki sambil menatapa seluruh lekat-lekat mata Ziza
“Ha? Boleh kok Zak”
Ziza memandang sambil melongo
“Aku suka sama kamu.
Aku nggak cuma pengen jadi pacarmu aja, tapi aku juga pengen menjadi jodoh mu
kelak”
“Ha? Tapi Ziza kan
masih kelas 2 SMA belum mau mikirin jodoh” Kata Ziza polos
“Iya Za aku tahu itu.
Tapi setidaknya aku bisa deket sama kamu Iya deket, tapi bukan hanya sekedar
lebih dari temen”
“Ziza boleh mikir-mikir
dulu nggak Zak hehehe? Jujur Ziza kaget denger pengungkapan Zaki tadi”
“Iya, boleh kok Za”
Jawab Zaki sambil tersenyum
Zaki berada dirumah
Ziza hingga pukul 9 malam, mereka banyak bercanda dan saling bercerita tentang
kehidupan dikelas masing-masing. Ziza senang karena ada yang mau menemaninya
mengobrol di malam ini, setidaknya ada alasan untuk tidak belajar hehehe.
Ziza dan Zaki sebenarnya
sudah dekat sejak awal masuk kelas XI. Mereka sering smsan dan saling perhatian
satu sama lain namun, mereka tidak memperlihatkan kedekatannya. Zaki, merupakan
cowok yang dingin dan tertutup. Ziza pun tadi tidak menyangka bahwa Zaki dapat
mengungkapkan perasaan dan dapat bercanda bersamanya.
Malam ini Ziza sangat
bingung, apakah akan menerima pernyataan Zaki atau tidak. Akhirnya dia pun
menelpon Joseph.
“Tuutt… Tuutt” Ziza
menelpon Joseph berkali-kali. Namun belum diangkat.
Tak berberapa lama
kemudian handphone Ziza berdering
“Halo” Angkat Ziza
“Ada apa Za?
Malem-malem telpon?” Tanya Joseph
“Kamu udah tidur ya
tadi kok Ziza telpon nggak diangkat-angkat?”
“Maaf Za, tadi lagi
dijalan habis nganterin Manda pulang”
“Jlebb..” Begitu
perasaan Ziza, saat mendengar pernyataan itu
“Oh gitu” Jawab Ziza
singkat
“Ada apa non? Pasti mau
curhat? Yaa kan?”
“Iya Seph, Ziza mau
cerita. Tadi Ziza didatengin Zaki, itu loh yang anak XI IPA 4.”
“Iya, terus Zaki
kenapa?”
“Zaki, nembak Ziza. Dan
Ziza bingung mau jawab apa Seph”
Nyesss banget hati
Joseph mendengar itu dari Ziza
“Terima aja Za, dia cowok yang baik. Katanya kamu mau punya
cowok yang baik, rajin shalat, punya tanggung jawab yang besar, dan dia kalo
kata cewek-cewek di kelasku katanya senyumannya
manis. Apalagi selama aku berorganisasi OSIS sama dia, dia orang yang on
time sama tugas. Berarti itu udah membuktikan kalo dia tanggung jawab Za” Kata
Joseph panjang lebar
Hati Joseph sebenarnya
sakit menjelaskan tentang cowok lain untuk Ziza
“Oh gitu yah. Iya tadi
dia sempet bercandaan gitu sama Ziza Seph”
“Nah, dia berarti
orangnya asik dan nggak bosenin kan Za”
“Hehehe iya Seph”
“Besok kamu pulang lagi
sama Manda Seph?” Susul Ziza
“Enggak, besok aku ada
rapat buat acara keagamaan untuk siswa nasrani. Kenapa?”
“Nggak papa, Ziza cuma
tanya. Hehehe. Ziza bobo dulu ya Seph, makasih udah mau dengerin cerita Ziza”
“Iya Ziza, nice dream
ya”
Ziza pun mengakhiri
pembicaraannya dengan Joseph.
“Coba aja kamu yang
nembak Ziza, Seph” Ujarnya dalam hati
Dimatikannya lampu kamar,
lalu ia tidur.
Joseph masih termenung
di jendela kamarnya. Dia membuka jendela kamarnya agar dapat meilhat
bintang-bintang yang berkilauan di langit.
“Za, coba aja kamu tau.
Aku suka sama kamu, tapi kenapa perasaan suka nya datang saat aku udah nembak Manda?
Manda sama kamu sama. Aku dan Manda berbeda keyakinan, begitu juga ke kamu Za”
Batin Joseph bergejolak saat mengungkapkan itu sambil melihat bintang
Dingin pun mulai
menusuk tulang-tulang Joseph yang kurus. Uap air akibat embun malam sudah
menyelimuti lensa kacamata milik Joseph. Akhirnya dia pun menutup kaca jendela
kamarnya dan tidur menyusul Ziza didalam mimpi.
“Ziza berangkat sekolah
dulu ya Yah, Bu” Pamit Ziza terhadap ayah ibu nya
Ziza berangkat sekolah
dengan naik motor. Di starter nya Honda beat menuju sekolahnya.
Sesampainya disekolah,
saat sedang memakirkan motor Ziza sudah bertemu dengan Zaki. Ziza pun melepas
helmnya
“Selamat pagi Zaki”
Ucap Ziza ramah
“Selamat pagi juga
Ziza”
Kebetulan motor mereka
saling bersebelahan.
Mereka pun jalan
kekelas bersama
“Zak, Ziza mau” Kata
Ziza tiba-tiba
“Mau apa Za?” Tanya
Zaki
“Mau menerima
pernyataan Zaki tadi malem”
Zaki pun menghentikkan
langkahnya dan menghadap Ziza yang sedang berdiri tertunduk
“Kamu serius Za?”
“Iyaa, Ziza serius Zak”
“Makasih yaa Za, aku
nggak mau peluk kamu. Soalnya ini disekolah. Hehehe” Kata Zaki polos
“Iya Zak, Ziza tau kok”
Kata Ziza sambil tersenyum
Mereka pun berjalan
menuju kelas masing-masing.
Setelah Ziza menaruh
tas di bangku nya Ziza berlari menuju kelas XI IPA 1 kelasnya Joseph.
Seperti biasa, Joseph
sedang duduk di bangku bawah pohon jambu. Ziza muncul di depan Joseph dan
mengagetkannya.
“Joseph!” Kata Ziza
“Iya Za?”
“Ziza udah nerima Zaki”
Perasaan sakit pada
hati Joseph menyerang tiba-tiba.
“Oh, jadian dong?
Selamat yaa Za” Joseph tersenyum
“Iya Seph, makasih ya.
Ziza mau kasih tau Manda dulu ah. Daah Joseph”
Ziza meninggalkan
Joseph.
“Selamat ya Za. Semoga
kamu bahagia mendapatkan Zaki. Dibandingkan aku Zaki jauh lebih baik, untungnya
kamu tidak mendapat lelaki pecundang sepertiku. Aku sayang kamu Za” Ujar Joseph
dalam hati
“Ini caraku, untuk
melupakan kamu dari pikiranku. Melupakan segala perasaan yang tumbuh untukmu.
Walau, membutuhkan waktu lama untuk menumbuhkan rasaku untuk Zaki, itu akan
tetap kulakukan. Karena aku sadar, kita berbeda” Ziza berkata dalam hati
“Iya, kita bagaimanapun
tetap berbeda” kata Joseph dalam hati
10 Tahun Kemudian……
Dilihatnya mata Joseph
seorang perempuan mengenakan celana jins hitam dan blus berwarna ungu serta
syal bewarnya biru yang menggulung dileher perempuan tersebut. Rambutnya
panjang lurus hitam. Dengan gerak-gerik masih sama seperti 10 tahun yang lalu.
“Seph, Seph , Seph tau
nggak Seph?” Ujar perempuan tersebut dari belakang
Perkataan itu masih
sama, saat 10 tahun yang lalu. Dari awal masuk SMA hingga sekarang dia tetap
berkata seperti itu jika ingin memberitahu sesuatu. Joseph pun tersenyum dan
menoleh
“Ziza?” Tanya Joseph
“Iya, ini Ziza. Kamu
ngapain di bandara ini?” Tanya Ziza sambil tersenyum lebar
“Aku mau jemput Kak
Sheila. Kamu? Kamu dari mana Za?”
“Aku dari Paris. Aku
sekolah desain disana, tapi baru pulang sekarang. Hehehe”
“Ziza?” Panggil lelaki
dari samping Ziza. Dan Ziza pun menoleh
“Zaki” Ziza pun
tersenyum lalu setengah berlari dan memeluk Zaki
“Ziza kangen kamu Zak”
Kata Ziza
“Aku juga Za” Mereka
pun lalu melepaskan pelukkan. Ziza pun menggandeng Zaki menuju ketempat Joseph
berdiri
“Seph, kamu inget dia
kan? Dia Zaki” Kata Ziza penuh dengan kebahagiaan sambil merangkul tangan Zaki
“Iya Za, aku inget dia
siapa kok” Kata Joseph tersenyum
“Mana Manda? Kamu masih
sama dia nggak?” Tanya Ziza polos
“Enggak Ziza, sekarang
aku udah menikah. Dan syukurlah dapet yang seiman”
“Bagus deh kalo gitu.
Bulan depan datang yaa ke pernikahan aku sama Zaki. Ntar aku sendiri lho yang
nganterin undangannya. Kalo nggak dateng , ku bakar rumahmu. Hahaha” Ziza pun
tertawa
“Yaudah, aku pulang
dulu ya Seph… Daah”
Ziza dan Zaki pun
meninggalkan Joseph.
“Ku doakan selalu kau
bahagia bersamanya,selamat tinggal cinta pertamaku” Ucap Joseph lirih menyertai
kepergian mereka
“Terimakasih, kamu mau
nunggu aku selama ini Zak. Aku nggak nyangka bisa menunggu selama 10 tahun ini”
Kata Ziza didalam mobil saat perjalanan pulang
“Aku ngelakuin itu
karena aku sayang sama kamu dan berekyakinan kalo kamu jodohku” Ucap Zaki
“Terimakasih kau mau
menungguku selama ini. Aku benar-benar dapat menyadari bahwa ku sangat
menyayangimu saat kita berpisah. Saat aku di Paris dan kau di Bandung. Kau
sangat sabar menungguku. Selamat datang cinta sejati ku dan selamat tinggal
cinta pertamaku” Ucap Ziza dalam hati